Senin, 03 Mei 2010

Terapi Pengobatan Kanker

Kanker berasal dari kata Latin kepiting, karena tumor melekat erat ke semua permukaan yang dipijakkan seperti seekor kepiting. Kanker disebut juga tumor ganas (malignant neoplasm). Tumor atau neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”, Willis mendefinisikan yaitu “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya tidak terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti”.
Pengobatan kanker secara umum antara lain operasi, radiasi dan kemoterapi. Tetapi, hingga sekarang, penelitian tentang pengobatan kanker lainnya masih diselidiki. Beberapa terapi kanker lainnya seperti immunoterapi, targeted terapi, angiogenesis inhibitor, terapi hormonal dan metode-metode lainnya.

Operasi/Surgery

Operasi/Pembedahan merupakan teknik yang paling tradisional dalam pengobatan kanker. Operasi juga dapat dilakukan untuk mendiagnosa kanker dan mencari tahu seberapa jauh penyebarannya. Proses ini disebut staging/stadium. Kemajuan dalam teknik pembedahan memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi pasien dengan mendapatkan hasil yang baik. Beberapa tipe dari pembedahan kanker antara lain:

Pembedahan Prefentif (Profilaksis)
Pencegahan dilakukan operasi untuk menghilangkan jaringan tubuh yang kemungkinan akan menjadi kanker (ganas), meskipun tidak ada tanda-tanda kanker pada saat operasi. Misalnya, pra-kanker polip dapat diberhentikan dari usus besar.

Pembedahan Diagnostik
Jenis operasi ini digunakan untuk mendapatkan sampel jaringan untuk mengetahui apakah kanker hadir atau untuk memberitahu apa jenis kanker itu. Diagnosis kanker sering dilakukan dengan melihat selnya di bawah mikroskop.
Misalnya seperti FNAB, Endoskopi, dan lain-lain

Pembedahan Stadium
Stadium operasi dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kanker ada dan seberapa jauh sel kanker tersebut telah menyebar. Ujian fisik dan hasil laboratorium dan tes imaging digunakan untuk mengetahui tahap klinis kanker. Tapi tahap bedah (juga disebut tahap patologis) biasanya ukuran yang lebih tepat seberapa jauh kanker telah menyebar.
Contoh prosedur bedah umum digunakan untuk tahap kanker, seperti laparotomi dan laparoskopi.

Pembedahan Kuratif
Operasi kuratif dilakukan jika tumor ditemukan hanya dalam satu area, dan kemungkinan bahwa semua tumor dapat dihilangkan. Operasi kuratif dapat menjadi pengobatan utama untuk kanker. Ini dapat digunakan sendiri atau bersama dengan kemoterapi atau radiasi terapi, yang dapat diberikan sebelum atau setelah operasi. Kadang-kadang terapi radiasi sebenarnya digunakan selama operasi. Hal ini disebut terapi radiasi intraoperative.

Pembedahan Paliatif
Jenis operasi ini digunakan untuk mengobati masalah yang disebabkan oleh kanker lanjut. Hal ini tidak dilakukan untuk mengobati kanker. Operasi paliatif juga dapat digunakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan atau kecacatan. Sebagai contoh, beberapa jenis kanker dalam perut (abdomen) dapat tumbuh cukup besar untuk memblokade (menyumbat) usus. Jika hal ini terjadi, operasi dapat digunakan untuk menghilangkan sumbatan.

Pada kanker serviks, ada cara pembedahan khusus, yaitu sebagai berikut

•Konisasi (cone biopsy) yaitu pembuatan sayatan berbentuk kerucut pada serviks dan kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi. Digunakan untuk diagnosa ataupun pengobatan pra-kanker serviks
•Cryosurgery yaitu pengobatan dengan cara membekukan dan menghancurkan jaringan abnormal (biasanya untuk stadium pra-kanker serviks)
•Bedah laser untuk memotong jaringan atau permukaan lesi pada kanker serviks
•Loop electrosurgical excision procedure (LEEP) yaitu menggunakan arus listrik yang dilewati pada kawat tipis untuk memotong jaringan abnormal kanker serviks
• Total Histerektomi adalah pengangkatan seluruh rahim dan serviks
•Radikal Histerektomi ialah pengangkatan seluruh rahim dan serviks, indung telur, tuba falopi maupun kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium pra kanker ataupun kanker serviks yang kurang invasif (stadium IA) biasanya diobati dengan histerektomi.

Untuk stadium kanker serviks awal IB dan IIA:
•Ukuran tumor lebih kecil dari 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa kemo
•Ukuran tumor lebih besar dari 4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi


Kemoterapi

Kemoterapi adalah cara pengobatan yang menggunakan obat - obatan untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti-kanker (sitostatika). Mekanisme kerja kemoterapi dengan mempengaruhi proses pertumbuhan sel - sel tubuh, baik sel kanker maupun sel normal.

Kemoterapi termasuk pengobatan sistemik, karena kinerjanya mempengaruhi seluruh tubuh dan kemoterapi ini dapat sebagai pengobatan tunggal atau kombinasi bersama dengan operasi atau pun radioterapi.

Tujuan Kemoterapi
- Mengecilkan ukuran tumor
- Mencegah metastasis (penyebaran)
- Meringankan gejala yang timbul akibat kanker.

Obat-obat Kanker
Ditinjau atas dasar kerja obat, dapat dikelompokkan
menjadi 5 kelompok yaitu senyawa pengalkil, antimetabolit, antibiotika, hormone, dan campuran berbagai macam obat termasuk di dalamnya obat dari alam.

a.Senyawa Pengalkil (Zat pengalkil, alkilator, alkylating agent)
Senyawa pengalkil mempunyai persamaan sifat dalam menyebabkan reaksi kimia yaitu sifat elektrofilik kuat dari ion karbonium atau ion imonium dan membentuk ikatan kovalen dengan bagian nukleofilik molekul sasaran (target molecules). Mustar Nitrogen berikatan dengan residu guanine dari DNA dengan akibat terjadilah perubahan afinitas gugus pada DNA (dari sitosin ke timin), depurinasi dengan akibat kerusakan DNA mungkin juga terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat berikatan secara kovalen dengan 2 gugus (residu guanine) asam nukleat pada untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking) sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA. Hal ini dapat menjelaskan sifat sitotoksik dan mutagenic senyawa pengalkil. Obat anti kanker yang termasuk kedalam senyawa pengalkil adalah:

1) Kloretilamin
2) Mekloretamin
3) Siklofosfamid Sitoksilamin atau sitoksil alcohol
4) Melfalan Melfalan
5) Klorambusil
6) Etilenimina
7) Epoksid
8) Ester Asam
9) Busulfan Busulfan

b. Antimetabolit Obat

Kelompok ini menghambat jalannya metabolisme yang esensial atau pertumbuhan sel kanker melalui penghambatan sintesis folat, purin, dan pirimidin. Ini semua merupakan rangkaian sintesis DNA. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh. Penggunaannya sebagai obat kanker didasarkan atas kenyataan bahwa metabolisme pirin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker dari sel normal, dengan demikian penghambatan sintesis DNA sel kanker lebih dari terhadap sel normal. Selain antipurin dan anti pirimidin, juga terdapat antifolat yang menghambat adanya asam folat sehingga rekasi transfer satu atom karbon pada sintesis protein dan asam nukleat terhambat. Yang termasuk obat-obatan kelompok ini adalah :

1.) Metotreksat
2.) 6-Merkaptopurin
3.) Fluorourasil
4.) 6-Azauridin
5.) Sitarabin
6.) Antagonis Asam Amino

c. Antibiotik

Berbagai Antibiotik yang dapat digunakan untuk anti kanker adalah :
1) Daktinomisin
2) Daunorubinsin dan Doksurubisin
3) Bleomisin Bleomosin
4) Mitomisin Mitomisin
5) Mitramisin


d. Obat yang meningkatkan daya tahan tubuh (imunoterapi)

Imunoterapi adalah pengobatan yang digunakan untuk menstimulasi atau mengembalikan kemampuan dari sistem imun dalam mencegah timbulnya gejala penyakit. Imunoterapi juga mencakup imunisasi spesifik dan non spesifik, aktif atau pasif, serta termasuk juga penggunaan obat-obat imunosupresi dan imunomodulator dalam bentuk pengobatan kombinasi atau tunggal pada berbagai penyakit. Imunoterapi ini merupakan metode pengobatan yang mempunyai riwayat panjang tetapi sangat jarang digunakan sebagai pilihan pengobatan.
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Sejauh ini ada beberapa jenis imunoterapi yang telah dikembangkan untuk penanganan kanker, antara lain:

•Interferon

Merupakan sitokin yang berupa glikoprotein. Interferon, khususnya interferon alfa, adalah obat imunoterapi pertama yang digunakan untuk mengobati kanker. Sitokin ini sebenarnya juga diproduksi dalam tubuh, tetapi jumlahnya kecil. Selain langsung menyerang sel kanker, Biasanya interferon alfa juga dapat menghentikan pertumbuhan kanker atau mengubahnya menjadi sel normal. Diduga interferon juga merangsang kerja sel NK, sel T, dan makrofag; serta mengurangi suplai darah ke sel kanker. Biasanya interferon alfa digunakan untuk mengobati leukemia, melanoma, kanker ginjal, dan myeloma.

•Antibodi Monoklonal

Merupakan antibody yang dihasilkan oleh satu klon sel. Digunakan dalam identifikasi sel, typing darah dan penegakan diagnosa. Antibodi monoklonal dibuat di laboratorium khusus untuk melawan antigen tertentu. Karena tiap jenis kanker mengeluarkan antigen yang berbeda, maka berbeda pula antibodi yang digunakan. Antibodi monoklonal juga dapat mempengaruhi cell growth factors, karenanya dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. Jika dipadu dengan radioisotop, obat kemoterapi, atau imunotoksin, setelah menemukan antigen yang dicari antibodi monoklonal langsung membunuh sel pembuatnya (kanker). Beberapa jenis antibodi monoklonal yang banyak dipergunakan antara lain rituximab, trastuzumab (kanker payudara yang sudah menyebar), alemtuzumab (leukemia limfositik kronis), bevacizumab (kanker usus besar), cetuximab (kanker usus besar), gemtuzumab ozogamicin (leukemia myelogenik akut), ibritumomab tiuxetan (non Hodgkin’s lymphoma). Antibodi monoklonal untuk berbagai jenis kanker lainnya sedang dalam tahap uji klinis.

•Vaksin

Saat ini penggunaan vaksin kanker baru saja dimulai. Sebagian besar masih dalam tahap penelitian dan uji klinis, sehingga belum bisa digunakan secara umum. Berbeda dengan vaksin pada umumnya yang diberikan sebagai pencegahan pada orang yang sehat, pada penderita kanker vaksin digunakan sebagai pengobatan. Vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan tubuh manusia untuk mampu mengenali sel-sel kanker, menghentikan pertumbuhannya, mencegah diberikan dalam tahap dini, vaksin kanker dapat membuatnya sembuh secara total. Sedang vaksin yang difungsikan sebagai pencegah kanker, sebenarnya kekambuhannya, dan membersihkan sisa-sisa kanker dari pengobatan operasi, kemoterapi, atau radiasi.

•Colony-stimulating Factors (CSFs)

CSFs kadang disebut juga hematopoietic growth factors. Obat imunoterapi jenis ini merangsang sumsum tulang belakang untuk membelah dan membentuk sel darah putih, sel darah merah, maupun keping darah, yang kesemuanya berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Pengobatan dengan CSFs penting bagi penderita kanker yang menjalani pengobatan lain, misalnya kemoterapi, karena obat-obat kemoterapi umumnya juga merusak sumsum tulang belakang, yang menyebabkan penderita mengalami kurang darah (anemia), mudah terkena infeksi, dan sering mengalami perdarahan. CSFs dapat mengurangi resiko tersebut. Obat-obat yang tergolong hematopoietic growth factors antara lain: – G-CSF (filgrastim) dan GM-CSF (sargramostim) untuk meningkatkan jumlah sel darah putih pencegah infeksi dan sel induk untuk kepentingan transplantasi sumsum tulang belakang. – Erythropoietin (EPO) untuk meningkatkan sel darah merah, mencegah anemia. – Interleukin-2 (aldesleukin) untuk meningkatkan limfosit yang dapat menghancurkan sel kanker. – Interleukin-11 (oprelvekin) untuk meningkatkan jumlah keping darah dan mencegah perdarahan.

•Terapi Gen

Terapi gen yang masih bersifat eksperimental ini memberi harapan besar. Dengan memasukkan material genetic tertentu ke dalam sel tubuh penderita kanker, perilaku sel tubuh orang tersebut bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Misalnya, jika gen tertentu diselipkan ke dalam sel kekebalan tubuh, maka sistem kekebalan tubuh menjadi lebih mampu mengenali dan menyerang sel kanker. Bisa juga diselipkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Atau, kedalam tubuh penderita dimasukkan sel kanker yang telah diberi gen pembentuk sitokin, yang akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker.

•Pengobatan Alternatif

Masih banyak jenis imunoterapi lain yang bersifat meningkatkan sistem kekebalan dan kesehatan tubuh secara umum, tidak hanya khusus untuk melawan kanker. Salah satunya adalah BCG (Bacille Calmette-Guérin). Vaksin TBC yang biasa diberikan pada bayi baru lair ini bukan golongan vaksin kanker, tetapi merupakan salah satu perintis imunoterapi untuk kanker. Biasanya diberikan bersama-sama dengan kemoterapi, radiasi, atau imunoterapi jenis lain. Fungsi utamanya meningkatkan kekebalan tubuh.
Imunoterapi atau desensitisasi atau hiposensitasi adalah pemberian ekstrak allergen kepada penderita alergi yang jumlahnya secara perlahan ditingkatkan dengan tujuan menghilangkan gejala yang ditimbulkan pajanan dengan allergen yang merupakan penyebab penyakit. Imunoterapi dapat digunakan dalam system pengobatan pada berbagai macam penyakit, contohnya asma, alergi, kanker dan lainnya.

e. Terapi hormon

Hormon yang biasa digunakan untuk melawan kanker adalah hormon steroid. Salah satu mekanisme dalam mengatur pertumbuhan sel yang spesifik di dalam tubuh adalah dengan pengaruh hormone pertumbuhan atau pengaruh hormone penghambat pertumbuhan. Penggunaan glukokortiroid, progestin dan hormone kelamin steroid untuk pengobatan tumor merupakan pemanfaatan pengaruh normal hormon tersebut secara terapeutik pada sel target. Hormon steroid lebih selektif daripada obat-obat anti tumor lain, oleh karena hormon ini bekerja semata-mata pada sel yang berdifiensiasi spesifik dan mempunyai reseptor tunggal untuk hormone tersebut. Hormon yang digunakan sebagai anti kanker di antaranya Estrogen (dietilstilbestrol, etinilestradiol), Antiestrogen (tamoksifen), Androgen (testosterone propionat, fluoksimesteron), Progestin (hidroksi progesterone kaproat), dan adrenokortikosteroid (prednisone).

f. Obat Kanker lainnya

Beberapa macam obat yang tidak termasuk dalam kelompok obat diatas tapi digunakan sebagai obat anti kanker adalah :

1) Hidroksiurea
2) Prokarbazin.
3) L-Asparaginase
4) Vinkristin dan Vinblastin

Radioterapi

Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Cara ini telah dimulai sejak kurang lebih seratus tahun lalu, tidak lama setelah Prof. Willem Conrad Roentgen menemukan sinar X. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan teknologi, metode ini makin mendapat tempat dalam pengobatan penyakit kanker.
Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan kanker disamping partikel lain. Pada prinsipnya apabila berkas sinar radioaktif atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi berbagai peristiwa antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada gilirannya akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan kerusakan akibat tertumbuknya DNA (deoxy ribonucleic acid) yang dapat diikuti kematian sel.
Tentunya akan timbul pertanyaan apakah kematian hanya terjadi pada sel kanker, bagaimana dengan jaringan normal ? Sebenarnya baik sel kanker maupun sel normal akan mengalami peristiwa yang sama, hanya saja pada sebagian besar jenis kanker memperlihatkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap sinar ini daripada sel-sel normal. Jadi diharapkan, pada pengobatan penyakit kanker, semua sel kanker telah mengalami kematian sebelum terjadi cedera yang berlebih pada sel-sel normal yang masih hidup.
Salah satu metode radiasi ialah radiasi untuk membersihkan sel-sel kanker yang tertinggal setelah dilakukan pembedahan. Metode ini disebut sebagai radiasi pascabedah.
Metode lain adalah radiasi yang mendahului operasi atau radiasi prabedah seperti halnya yang sering dilakukan pada kanker kolon (usus besar). Tujuan penyinaran di sini adalah untuk memperkecil jaringan kanker sehingga mempermudah ahli bedah mengangkat semua jaringan kanker, sekaligus untuk mencegah terjadinya penyebaran sel-sel kanker pada saat pembedahan dilakukan.

Cara Pemberian
Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi.
Radiasi eksterna dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker tidak tergantung pada stadium, baik awal maupun lanjut, seperti pada anak sebar sel kanker di tulang. Cara pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak tertentu (80 cm sampai 100 cm) dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi jaringan kanker, biasanya diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang mungkin sudah mengandung sel-sel kanker. Kelebihan cara ini adalah diharapkan semua sel kanker beserta penyebaran ke sekelilingnya akan memperoleh radiasi sehingga akan mengalami kematian. Sedangkan kerugiannya, selain jaringan kanker jaringan normal yang sehat yang berada di lapangan radiasi juga akan memperoleh sinar. Sekalipun jaringan normal mengalami cedera yang lebih ringan daripada jaringan kankernya, seperti telah diuraikan sebelumnya, namun apabila jaringan normal terlalu banyak yang terlibat maka dikhawatirkan akan terjadi efek samping radiasi yang terlalu berat. Karena itulah pemberian sinar luar ini harus dibatasi sampai dosis tertentu. Diperlukan dosis kompensasi sedemikian rupa sehingga akan tercapai dosis yang mematikan sel kanker. Dosis tambahan ini hanya dapat diperoleh dari cara pemberian sinar dalam.
Sinar dalam diberikan dengan cara langsung pada jaringan kankernya, bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa jarum) langsung ke jaringan kanker seperti pada kanker lidah atau prostat, atau dengan menempatkannya pada struktur anatomis seperti pada kanker rahim. Dengan cara demikian hanya jaringan kanker saja yang memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan normal sekitarnya praktis tidak memperolehnya. Brakhiterapi atau sinar dalam ini hanya dapat diberikan pada jenis kanker tertentu saja dan yang paling klasik adalah kanker leher rahim yang telah dimulai sejak ditemukan unsur radium oleh Madam Curie. Pada saat ini radium tidak digunakan lagi dan digantikan dengan iridium.



Daftar Pustaka
1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar Patologi Jilid 1. 7th Ed. Jakarta: EGC. 2007;186-187
2. American Cancer Society. Surgery. Diunduh dari http://www.cancer.org/docroot/ETO/content/ETO_1_2X_Surgery.asp.pada 12 April 2010 pukul 12.34 WIB
3. CancerHelps. Kanker Serviks. Diunduh dari http://www.cancerhelps.com/kanker-serviks.htm. pada 12 April 2010 pukul 11.52 WIB
4. Bidadariku. Kemoterapi. Available at URL http://www.bidadariku.com/idkanker2.php?kode=53. pada 12 April 2010 pukul 12.23 WIB
5. Indonesia Pharmacist. Imunoterapi pada kanker, diunduh dari http://farmasiindonesia.com/imunoterapi-pada-kanker.html. pada 12 April 2010 pukul 11.58 WIB
6. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008; p. 732-756
7. Farmacia. Upaya Mencari Peluru Tepat Sasaran. Diunduh dari http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=282. pada 12 April 2010 pukul 11. 32 WIB
8. Gizi.net. Peran Radioterapi pada Pengobatan Kanker. Diunduh dari http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1010376116,48600,. Pada 12 April 2010 pukul 11.48 WIB
9. Kumpulan Info. Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita. Diunduh dari http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/237-kanker-serviks-leher-rahim-pembunuh-wanita.html pada 12 April 2010 pukul 11.35 WIB

2 komentar: